Credit: ERA.ID
Pura/Keraton Mangkunegaran merupakan sebuah keraton yang didirikan oleh Raden Mas Said atau yang dikenal dengan julukan Pangeran Sambernyawa. Didirikannya keraton ini merupakan hasil dari Perjanjian Salatiga yang mana memberikan hak kuasa kepada Raden Mas Said untuk menjadi pangeran merdeka dengan daerah kekuasaan pada tahun 1757. Setelah menandatangani Perjanjian Salatiga, Raden Mas Said mendirikan Keraton Mangkunegaran dan menjadi pemimpin pertama Keraton Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran I.
Dalam perkembangannya, Keraton Mangkunegaran terus melakukan pembangunan untuk memperindah kompleks keraton. Pada kepemimpinan saat ini yang dipimpin oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran X atau yang lebih dikenal masyarakat luas dengan Gusti Bhre. Keraton Mangkunegaran bisa dibilang menjadi sangat berkembang. Banyak pemugaran dan perubahan dalam kompleks keraton yang menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.
Wisata Keraton Mangkunegaran
Berwisata di Pura/Keraton Mangkunegaran sangatlah patut untuk dicoba. Ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan untuk menikmati kemegahan Pura Mangkunegaran ataupun merasakan pengalaman berbeda yang hanya disediakan oleh Pura Mangkunegaran. Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan ketika berkunjung di Pura Mangkunegaran.
-
Telusur Pura Mangkunegaran
Credit: Okezone.com
Wisatawan diperbolehkan untuk berjalan - jalan dan memandangi arsitektur dari Pura Mangkunegaran serta mengabadikan momen telusur ini. Wisatawan yang memasuki Pura Mangkunegaran diwajibkan untuk memakai pakaian yang sopan seperti menggunakan celana/rok panjang, tidak mengguanakn topi, dan kacamata hitam untuk menghormati Pura Mangkunegaran.
-
Mengunjungi Museum
Credit: https://puromangkunegaran.com/
Sama seperti Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran juga memiliki museum yang digunakan untuk menyimpan koleksi - koleksi barang yang dimiliki oleh Pura Mangkunegaran. Wisatawan dapat berkunjung dan melihat barang - barang seperti senjata serta pernak - pernik perhiasan yang digunakan oleh keluarga keraton dan perlengkapan tari tradisional yang menyertai perkembangan dari Pura Mangkunegaran.
-
Mengunjungi Perpustakaan
Credit: @reksapustaka (Instagram)
Perpustakaan ini cukup unik karena diresmikan pada tahun 1867, jauh sebelum Indonesia merdeka dengan nama Museum Rekso Pustoko. Di dalam perpustakaan ini terdapat berbagai arsip lama, buku, naskah kuno, serta terdapat foto - foto lama yang memperlihatkan perkembangan Pura Mangkunegaraan. Saat ini tercatat terdapat kurang lebih 6000 judul naskah dan buku yang dikoleksi oleh Museum Rekso Pustoko.
-
Belajar Menari di Pura Mangkunegaran
Credit: Mettanews.id
Belajar menari memang bisa dilakukan di sanggar tari mana saja. Tetapi, belajar menari di Pura Mangkunegaran merupakan sebuah pengalaman tersendiri yang bisa dirasakan oleh wisatawan. Untuk mendapatkan kursus tari ini pengunjung harus mendaftar secara kelompok dengan jumlah minimal 25 orang. Untuk tari ini dimasukan dalam paket wisata dengan rincian berupa latihan tari Gembyong Retno Kusumo untuk perempuan dan tari Bondoyudo untuk laki - laki. Dalam paket ini sudah termasuk tur mengunjungi Museum Mangkunegaran serta makanan - makanan tradisional.
-
Merasakan Sensasi Makan di Restoran Mewah Pracima Tuin
Credit: joss.co.id
Restoran Pracima Tuin yang tereletak dalam kompleks Pura Mangkunegaran ini akan memberikan wisatawan yang berkunjung sensasi menyantap makanan dengan nuansa kerajaan. Untuk berkunjung di Pracima Tuin wisatawan diharapkan untuk reservasi terlebih dahulu. Hal ini karena kuota dari Pracima Tuin adalah untuk 100 orang pengunjung. Wisatawan bisa langsung datang tanpa melakukan reservasi tetapi pihak Pracima Tuin akan memastikan kembali apakah kuota pengunjungnya masih mencukupi atau sudah penuh. Untuk wisatawan yang berkunjung untuk menyantap makanan diharuskan untuk memakai busana yang sopan berkerah dengan bawahan yang panjang dengan menggunakan sepatu. Untuk pengunjung yang menggunakan batik dilarang menggunakan batik motif parang/lereng.